Home » , , » Bernostalgia Lewat “Lampau”

Bernostalgia Lewat “Lampau”

Written By Maulana Robby on Rabu, 14 September 2016 | 10.19.00


Banyak cara untuk mengingat masa lalu, salah satunya dengan melihat foto yang pernah diabadikan. Foto juga dapat menjadi tempat berbagi dan bercerita tentang apapun yang sudah terjadi. Melalui foto pula, Komunitas Wajah Serpong Tempo Doeloe (WTSD) ingin mengajak masyarakat untuk mengingat kembali keadaan Serpong tempo dulu.

Bertempat di Car Free Day di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Minggu pagi (11/9) WTSD –komunitas yang pertama kali dicetuskan lewar jejaring sosial Facebook ini- melangsungkan pameran yang bertajuk “Lampau”.

Pendiri dan Ketua WTSD Syahrudin mengatakan, nama “Lampau” sendiri dipilih karena kata lampau itu mengartikan sesuatu yang sudah terjadi lama. “Materi kita random jadi kalau menggunakan kata Lampau itu cocok. Jadi tidak terfokus dengan satu aspek saja,” tambahnya.

Pada pameran ini lanjut Syahrudin, menampilkan antara lain 38 foto dan 1 video. Video yang berdurasi kurang lebih 30 menit ini menayangkan segala macam hal tentang wilayah Serpong pada zaman dahulu.

Dengan adanya pameran dan komunitas ini Syahrudin berharap bisa menjadi wadah kenangan warga Serpong dan menjadi jembatan silaturahmi. “Jadi saya pengennya sih dengan adanya komunitas dan pameran ini warga Serpong bisa bersilaturahmi karena sesungguhnya warga Serpong itu mayoritas saudara,” katanya.

Syahrudin juga mengajak masyarakat Serpong yang memiliki Facebook untuk bergabung dalam komunitas ini. “Search saja “Wajah Serpong Tempo Doeloe” di sana kita bisa berbagi kenangan, murni kenangan tanpa campur tangan politik, iklan dan segala hal yang berbau SARA karena menurut kami berbagi kenangan itu indah dan menyenangkan,” ujarnya.

Tidak hanya menampilkan memori masa lalu, WTSD -komunitas yang lahir sejak satu tahun lalu tepatnya 2 September 2015 ini- pun menyuguhkan berbagai macam makanan tradisional seperti Getuk, Talam, Gengsot, Ongol-ongol, Opak dan Tumbili. Tujuannya untuk mengingatkan kembali pada orang-orang akan makanan tradisional ini yang saat ini semakin terkubur dengan kepopuleran makanan-makanan modern.

(Red)
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Catatan Jurnalistik - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Tum hi ho lyrics | How to get rid of hiccups

Proudly powered by Blogger