Tugas seorang advokat atau pengacara adalah memberi pendampingan hukum kepada kliennya. Namun bagaimana jika klien itu adalah seorang mata-mata? Hal tersebut dialami James Britt Donovan yang diperankan Tom Hanks dalam film Bridge of Spies. James merupakan seorang pengacara asal Amerika serikat. Ia menjadi pengacara Rudolf Abel, mata-mata Uni Soviet yang ditangkap agen Federal Bureau of Investigation (FBI).
Kegiatan spionase antara Amerika Serikat dan Uni Soviet gencar terjadi saat puncak perang dingin. Meski tidak terlibat perang terbuka di antara kedua militer, Amerika Serikat dan Uni Soviet takut akan potensi ancaman nuklir masing-masing. Untuk itu, keduanya saling memata-matai dan saling tangkap agen rahasia.
James awalnya ragu menerima tugas mendampingi proses hukum orang yang paling dibenci warga Amerika saat itu. Keluarga James pun menolak. Namun, dengan segala pertimbangan James akhirnya mau menjadi pengacara Rudolf Abel. Atas keputusannya, James harus menanggung sanksi sosial yang cukup berat, yakni dibenci warga Amerika. Keluarganya juga menanggung hal itu dengan mendapat teror penembakan oleh orang tak dikenal.
Kisah James tidak berhenti sebagai pengacara kontroversial. Central Intelligence Agency (CIA) meminta James menjadi negosiator untuk menukar Rudolf Abel dengan Francis Gary Powers, pilot mata-mata Amerika yang pesawatnya ditembak jatuh Uni Soviet. Pertukaran tersebut mengharuskan James pergi ke Berlin, Jerman. Selain piawai menjadi pengacara, James juga berhasil menjadi negosiator andal. Alhasil, tak hanya mampu menukar Powers, James juga berhasil membebaskan Frederic Pryor, mahasiswa Amerika yang ditahan Jerman Timur.
Dalam film ini, Tom Hanks mampu memerankan sosok pengacara yang bijak, tegas, dan berani. Hal itu dapat dilihat saat James menolak membuka rahasia pembicaraan dengan kliennya kepada seorang agen CIA. James benar-benar menerapkan asas profesionalitas dengan menjaga hak istimewa klien dan pengacara. Tentu saja, semua itu berkat arahan sang sutradara kenamaan, yakni Steven Spielberg.
Perlu diketahui film berdurasi lebih dari dua jam ini diambil dari kisah nyata. Latar film ini memberi kita gambaran kecil mengenai kondisi maupun kejadian-kejadian pada saat perang dingin. Steven Spielberg juga merangkai alur cerita begitu menguras emosi penonton. Misalnya saja saat adegan pesawat Amerika yang ditembak jatuh atau saat pembangunan tembok berlin yang memisahkan warga Jerman Barat dan Timur.
Kemudian, secara tidak langsung film ini memberi citra bahwa Amerika sebagai negara adidaya yang menghargai hukum dan kemanusiaan. Meski Rudolf Abel seorang mata-mata, ia tetap diperlakukan baik selama proses peradilan. Sementara berbeda dengan penggambaran Francis Gary Powers yang ditahan Soviet. Powers diperlakukan kurang begitu menyenangkan oleh pihak komunis Soviet. Walau demikian, setidaknya film ini memberi kita pelajaran tentang profesionalitas kerja dan kecintaan terhadap negara. (KR)
Sutradara : Steven Spielberg
Produser : Kristie Macosko Krieger, Marc Platt, Steven Spielberg
Produksi : Amblin Entertainment, DreamWorks Pictures, Fox 2000 Pictures, Reliance Entertainment
Pemain Film : Tom Hanks, Mark Rylance, Amy Ryan, Alan Alda
Rilis : 16 Oktober 2015 (USA)
Baca juga:
Long March 50 mil Untuk Mendapatkan Hak MemilihHarga Sebuah Kebenaran
Kisah Budak Belian Merebut Kemerdekaan
Posting Komentar