Cinta dan jerat sosial yang dialami oleh perempuan seakan terus meneror hingga hari ini. Ketidak berdayaan perempuan untuk mencari eksistensi cinta di tengah lingkungan sosial yang patrialkal seakan hanya menjadi momok cacian dan kegundahan. Kebebasan yang di idamkan menjadi kian utopis.
Sementara itu, Kegamangan akan waktu dan ketakutan yang di latar belakangi oleh ingatan kelam seakan terus meneror kehidupan. Hubungan dengan Tuhan, percakapan dengan diri sendiri, dan kecintaan terhadap gadget tidak pernah menjadi jalan keluar. Rahasia-rahasia gila semakin menjajah sekujur tubuh. Segala gerak perasaan yang dilarang menghinggapi masa lalu dan perasaan yang terlarang untuk menjadi masa depan.
Getir perempuan tersebut telah terangkum melalui Ilustrasi dan puisi yang ditulis oleh Lala Bohang. Buku berjudul ‘The Book of Forbidden Feelings’ hadir sebagai refleksi kegundahan perjalan hidup seorang Lala Bohang yang banyak mewakili potret perempuan hari ini. Hal-hal yang tabu dan terlarang untuk diceritakan akan terurai melalui ilustrasi visual. Puisi-puisi hadir sebagai buah kontemplasi akan perasaan-perasaan yang dialaminya.
Ilustrasi yang begitu terasa surealis akan mengajak pembaca menyelami karya visual dengan banyak penafsiran. Namun, beberapa simbol dalam gambar akan memudahkan sekaligus menjadi petunjuk bagaimana pembaca memandang dan menafsirkan gambar tersebut. Relasi puisi dan ilustrasi menjadi poin yang teramat ditonjolkan dalam buku ini.
Mungkin penulis menyukai konsep Rolan Barthez yang teramat masyhur yakni pencipta akan mati ketika karyanya dipublikasikan. Melalui konsep seperti itu Lala Bohang mencoba menyajikan karya dan mengajak pembaca untuk menafsirkan ilustrasi dan puisi sendunya.
‘Friends become enemies
Dreams become failures
Home becomes blurry’
‘Let’s talk about nothing. Nothing is nothing at all. There are so many things in nothing’
Judul : The Book of Forbidden Feelings
Penulis : Lala Bohang
Ilustrasi : Lala Bohang
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun terbit : 2016
Tebal buku : 150 halaman
(Ayudya Annisa)
*Penulis adalah mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Posting Komentar